Ketika PSG Tumbang dari Juventus di Pentas Eropa

Logo klub PSG

Paris Saint-Germain (PSG) kembali melangkah ke kancah Eropa dalam musim yang penuh tantangan. Namun, seperti biasa, mimpi mereka harus pupus di tangan lawan yang tangguh. Kali ini, mereka dieliminasi secara dramatis oleh Juventus di babak 16 besar dengan skor agregat 2-2 di kandang dan 0-0 di luar.

Musim 1984-1985 menjadi penanda bagi PSG dengan penampilan yang menengah. Mereka hanya mampu finis di peringkat 13 di liga, kalah dalam final Piala Prancis dari AS Monaco, dan tersingkir di babak kedua Piala UEFA oleh Videoton.

Namun, semuanya berubah ketika Gérard Houllier mengambil alih sebagai manajer di musim berikutnya. PSG berhasil meraih gelar juara Prancis untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka.

Tim ini dibangun di sekitar para pemain inti seperti penjaga gawang Joël Bats, gelandang bertahan Luis Fernandez, playmaker Safet Sušić, dan penyerang Dominique Rocheteau. Keunggulan PSG terlihat dengan mereka tidak terkalahkan selama 27 pertandingan dan berhasil memenangkan gelar dengan tiga poin di atas peringkat kedua, FC Nantes.

Namun, keberhasilan itu tidak berlanjut dalam dua musim berikutnya. Kepergian pemain kunci seperti Luis Fernandez pada tahun 1986 dan Dominique Rocheteau pada tahun 1987 membuat performa PSG menurun (finis di peringkat 7 dan 15 di liga) dengan tambahan kegagalan di Liga Champions saat mereka tersingkir di babak pertama oleh FC Vítkovice, klub kecil dari Cekoslowakia.

Pada tahun 1988, Tomislav Ivić mengambil alih sebagai pelatih PSG. Awalnya, ia memberikan hasil yang baik dengan finis di peringkat kedua di liga, hanya selisih tiga poin dari Olympique de Marseille. Namun, musim berikutnya tidak sesuai harapan dengan kegagalan di Piala UEFA oleh Juventus dan finis di peringkat kelima di liga dengan 14 kekalahan.

Perjalanan PSG di pentas Eropa telah melibatkan berbagai tantangan, tetapi mereka terus berusaha untuk meraih kejayaan. Dengan sejarah yang kaya dan komitmen yang tak kenal lelah, PSG tetap menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan di kancah sepak bola Eropa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *