Luis Enrique vs Mbappe: Akar Masalah dan Cara Penyelesainnya

Mbappe dan Luis Enrique.

PSG INDONESIA MEDIALuis Enrique memberi kritik keras ke Mbappe saat melawan Reims Sabtu lalu. Dia meminta Mbappe lebih banyak kontribusi untuk tim.

Tentu, ucapan Enrique membuat kaget banyak penggemar dan jurnalis.

Selama ini, Mbappe selalu menjadi bintang di dalam klub.

Dia pemuda yang berhasil membawa Prancis juara Piala Dunia 2018.

Baca juga: Bos Lyon Mau Bawa Kembali Juninho ke Klub

Lawan-lawannya pasti deg-degan setiap berhadapan dengan dia. Kecepatan dan akurasi tendangannya bikin ngeri.

Tapi, kehebatan Mbappe belum cukup memuaskan Luis Enrique.

Akibat komentar pedasnya itu, Luis Enrique bikin heboh jagat media dan fans PSG.

Sebab, dari dulu Mbappe seperti Lionel Messi di Barcelona, jarang dikritik atas penampilannya.

Mulai dari jaman Unai Emery sampai Christophe Galtier, pelatih PSG seperti punya kode etik untuk tidak boleh mengkritik Mbappe.

Bahkan, sepertinya lebih susah mengkritik Mbappe daripada menarik kuda dengan benang.

Luis Enrique Milan PSG
Luis Enrique di laga AC Milan vs PSG, 8 November 2023.

Luis Enrique mengkritik tajam Mbappe saat dia mencetak hat-trick untuk kemenangan PSG 3-0 atas Reims.

Terdengar absurd. Bukankah Mbappe seharusnya dibanjiri pujian?

Tapi, itulah bagian lucunya di PSG. Yang terjadi malah sebaliknya.

Ibarat kata, Luis Enrique mengeluarkan komentar seperti orang yang baru saja menonton highlight dan memberi komentar. Anti mainstream!

Akibatnya, wartawan yang sudah siap-siap menerima jawaban standar akhirnya dikejutkan.

Sudah pasti, template judul berita segera diganti.

Tapi, karena ini sesuatu yang baru, semua menjadi berpikir keras, “Kok bisa Luis Enrique mengkritik Mbappe?”

Kenapa Luis Enrique Mengkritik Mbappe?

Jawaban kejengkelan Luis Enrique ke Mbappe baru ketahuan beberapa hari setelah pertandingan.

Mbappe dikritik karena dianggap kurang kontribusi di pertahanan.

Itulah laporan Le Parisien: Mbappe kurang konritbutif dalam membantu kawan-kawannya saat mendapat serangan balik.

Jika Mbappe membaca berita tersebut, dia juga mungkin berpikir, “Saya ini striker, bukan bek kiri.”

Tapi ya demikianlah. Mbappe harus manut Lucho sekalipun diminta jadi pengganti Donnarumma di bawah mistar, jawabannya wajib siap!

Kita juga harus apresiasi Le Parisien karena bisa menangkap kekurangan Mbappe yang banyak orang tidak sadar.

Pelatih timnas Prancis, Deschamps, bahkan enggan memberikan komentar atas persoalan mereka karena khawatir bisa mempengaruhi Mbappe.

Hanya Le Parisien yang berani membongkar Les Parisiens!

Baca juga: Hasil Ligue 1: Reims vs PSG, Mbappe & Donnarumma Jadi Pahlawan

Seburuk Apa Pertahanan PSG Sampai Mbappe Harus Turun Tangan?

PSG memang lagi krisis pemain belakang. Kimpembe dan Danilo sedang cedera.

Hakimi dan Lucas Hernandez seharusnya mendapat rotasi agar tetap prima untuk pertandingan penting.

Sangking parahnya, Luis Enrique menaruh Carlos Soler yang biasanya bermain di lini tengah menjadi bek kanan.

Tentu, ini bukan jalan keluar atau strategi baru. PSG lagi krisis pemain belakang.

Memang, selama ini orang menganggap masalah Paris sebenarnya ada di lini tengah.

PSG Reims
Pertandingan PSG vs Reims.

Tapi ini bukan sekadar masalah build-up serangan, tapi juga soal recovery cepat ketika kehilangan bola.

Lini tengah seperti fondasi rumah. Jikalau kokoh, mantaplah seluruh bagiannya

Tetapi, kenyataannya di PSG, dengan garis pertahanan tinggi, semua menjadi rentan dan akhirnya memacu jantung bekerja cepat ketika lawan membangun serangan.

Lihat pertandingan Reims vs PSG yang menjadi objek kekesalahan Luis Enrieque.

Statistik pertandingannya terasa aneh. Ini cukup menjelaskan banyak tentang kinerja Les Parisiens.

PSG punya penguasaan bola 62 persen. Sangat mendominasi.

Tetapi justru Reims yang sebenarnya lebih intens membuat serangan. Mereka memberikan lebih banyak tembakan dibanding Paris.

Reims mencatat tembakan sebanyak 19 kali, enam di antaranya tepat sasaran ke gawang.

PSG? hanya mampu melepaskan 14 tembakan, enam yang akurat.

Tapi, PSG still win the game.

Masalahnya, itu bukan modal bagus untuk PSG menghadapi Liga Champions.

Luis Enrique tentu berpikir jika masih bermain seperti ini, siap-siap menjadi korban di pertandingan melawan Newcastle dan Dortmund.

Hasil AC Milan vs PSG Jadi Latar Kekesalan Lucho

Kejengkelan Luis Enrique tidak semata pada pertandingan tunggal Reims vs PSG.

Kita harus menarik ke belakang. Tepatnya, ini merupakan sisa trauma dari kekalahan melawan AC Milan sebelumnya.

Ugarte mendapat sorotan saat itu karena kecepatannya tidak mampu menghadang Loftus Cheek di tengah. AC Milan akhirnya memanfaatkan kelemahan di area tersebut.

Dan Luis Enrique akhirnya memberi perintah baru.

Mbappe harus membantu dalam bertahan. Kecepatan berlari yang ia miliki setidaknya berkontribusi untuk mematahkan serangan lawan.

Lalu, bagaimana tanggapan Mbappe?

Syukurlah, dia berbesar hati dan menyadari kekurangan tersebut.

Dia juga mengakui bahwa sebenarnya dia tampil biasa saat melawan Reims. Hanya kebetulan dia mendapat peluang bagus dan berhasil mengoyak jala gawang Reims.

Apa selanjutnya akan ada perubahan? Jawabannya bisa ditemukan saat melawan AS Monaco di pertandingan berikutnya, sebelum menghadapi Newcastle di Liga Champions.

Baca juga: Mbappe Sebut Ligue 1 Kompetisi Beda, Cara Mainnya Pun Beda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *